Talkshow Happy Friday Trijaya FM Sby : Rahasia Sukses Bisnis Online (part-1)

Talkshow Happy Friday Trijaya FM Sby : Rahasia Sukses Bisnis Online (part-2)

Talkshow Happy Friday Trijaya FM Sby : Rahasia Sukses Berbisnis Online (part-3)

Today's Words

Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki.
Dan lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan hari ini demi masa depan kita.
Allah SWT tidak akan mengubah nasib seseorang, jika orang tsb tidak mau mengubah nasibnya sendiri.
Go...Go...Go...!!!

Minggu, 18 April 2010

Wanita, Manusia Paling Perkasa

Posted By Teguh Poeradisastra On April 16, 2010 @ 4:20 pm In HEADLINE, Sajian Utama, Swa Majalah

Peran kaum wanita di luar rumah kian diperhitungkan. Separuh tulang punggung rumah tangga adalah kaum wanita. Bahkan, 75% pria setuju bahwa wanita berkarier memberikan perkembangan positif. Dengan kepiawaian memainkan peran multitasking yang luar biasa, nyatanya para superwoman ini mampu menyeimbangkan peran di dalam dan di luar rumah dengan sukses.

Maria Shriver dan The Center for American Progress membuat banyak orang terkejut. Laporan bertajuk A Woman’s Nation Changes Everything yang mereka rilis pada akhir 2009 menyebutkan separuh tenaga kerja di Amerika Serikat adalah wanita. Tak sekadar bekerja, para wanita ini juga menjadi tulang punggung keluarga secara permanen – bukan seperti di era Perang Dunia II, ketika para wanita juga menjadi tulang punggung keluarga karena para pria mengangkat senjata.

Perubahan besar tampaknya telah terjadi. Shriver juga menemukan, mayoritas (70%) kaum pria sudah bisa mengakui dan merasa nyaman jika wanita bekerja di luar rumah. Bahkan, 75% pria setuju bahwa wanita berkarier memberikan perkembangan positif.

Yang mengejutkan dari temuan ini adalah bahwa tiga tahun sebelumnya, akhir 2006, studi Hay Group menyodorkan fakta yang cenderung mengagungkan kaum pria. Studi itu menyebut 73% pria mengaku punya motivasi lebih tinggi dalam bekerja. Sebanyak 54% pria menggambarkan diri mereka sebagai orang yang ambisius dibandingkan dengan responden wanita yang hanya 42%. Selain itu, 62% pria ingin menggapai impian mereka ketimbang wanita. Dan 59% pria memulai kariernya sesuai dengan keterampilan dan kemampuan dibandingkan dengan wanita yang hanya 41%.

Namun, banyak juga orang yang tak terkejut menyimak hasil studi tersebut. Bahkan, futurolog John Naisbitt telah jauh-jauh hari meramalkan tren ini. Pada 1982, lewat bukunya Megatrends, ia telah memprediksi kaum wanita akan semakin banyak berkiprah di luar rumah dan mencetak prestasi, menyejajarkan diri dengan kaum pria. Sepuluh tahun kemudian (1992), melalui Megatrends for Women yang ia tulis bersama istrinya, Patricia Aburdene, ia kian menegaskan prakiraannya tentang dominasi kaum wanita. Bisa dikatakan buku ini adalah buku pegangan bagaimana wanita perkasa mengubah dunia yang tidak sempurna menjadi lebih baik. Di masa depan, ramalnya waktu itu, pekerjaan akan lebih menuntut otak, bukan otot, dan kreativitas, bukan superioritas. Dalam hal otak dan kreativitas, wanita tak kalah dibandingkan pria.

Pada 1997, bersama istrinya dalam Megatrends 2000 ia menyebutkan 10 tren Masyarakat Modern Baru. Dengan tegas pasangan Naisbitt menyebut kepemimpinan wanita sebagai tren pertama. Dan lewat Mindset! (2007) Naisbitt menegaskan pentingnya memadukan kemampuan “membaca masa depan” dengan pemikiran kreatif out of the box yang berlandaskan kemampuan mencoba tanpa perlu takut salah. Lagi-lagi, kaum wanita unggul dalam hal ini.

Fakta memang menunjukkan, seiring dengan datangnya abad ke-21, semakin banyak saja kaum wanita yang menduduki singgasana tertinggi, baik di bidang bisnis, birokrasi, maupun pemerintahan. Di bagian lain dari rangkaian Sajian Utama ini akan kita lihat siapa saja dan bagaimana kinerja mereka membawa perubahan di lingkup perusahaan, organisasi atau bahkan pemerintahan.


Makin banyaknya jumlah wanita yang mencapai puncak karier baik sebagai profesional, pengusaha, maupun birokrat juga menunjukkan sisi lain perubahan: kaum pria – seperti temuan Shriver – kian bisa menerima wanita di berbagai sektor, bukan hanya domestik. Para wanita bebas berkarier setinggi mungkin, asalkan bisa menjaga keseimbangan antara karier dan rumah tangga. Dan kaum wanita memang sudah sangat terlatih menjalani peran jamak (multitasking) ini: mengasuh anak, melayani kebutuhan suami, mengelola rumah tangga, dan mungkin berbisnis atau berkarier.

Tak mengherankan bahwa ketika mengelola bisnis, para superwomen ini tak terlalu merasa kesulitan – lebih-lebih bila pasangan hidupnya mau memahami dan mendukung sepenuhnya. Dengan peran yang “seimbang” seperti itu, kehidupan rumah tangga bisa langgeng. Kita lihat saja, meski begitu sibuknya memimpin Kementerian Keuangan dengan segala permasalahannya, Sri Mulyani Indrawati masih sempat bercengkerama mesra dengan anak dan suaminya. Begitu pula Galalia Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina, yang mampu membawa BUMN terbesar ini kian berkibar. Juga, nama-nama lain yang akan Anda dapati di bagian lain rangkaian Sajian Utama ini.

Wanita memang punya potensi terpendam yang bisa dioptimalkan. Mari kita bangkitkan the giant within women, sehingga seluruh dunia kian berpendar.

Riset: Dumaria Manurung

Sumber : http://swa.co.id/2010/04/wanita-manusia-paling-perkasa/


Tidak ada komentar: