
Persiapan khusus ? Iya sih...
Tentang bagaimana caranya masuk ke komunitas perajin maupun ke pemkot sby, menurut saya tidak ada yg istimewa. Saya melakukan hal yg sama dengan yg dilakukan rekan2 lainnya.
Sejak awal saya memang berusaha mencari informasi komunitas yg terkait dg bisnis saya, juga instansi yg kira-kira terkait. Saya cari informasi melalui internet, koran, dll. Dan apa yg saya lakukan sebetulnya masih jauh dibanding rekan2 yg lain. Saya saat ini baru tergabung di 3 tempat : Pelatihan Promosi Produk Ekspor Daerah (P3ED jawa timur), Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa TImur Pemerintah Kota Surabaya (Dekranasda Pemkot Sby) dan Asosiasi Perajin Jawa Timur (APJ).
Lalu, kebetulan ada temen saya yg memberitahu bahwa APJ sdg kerjasama dg Royal Plaza. Tapi, dia hanya menginformasikan lho, selanjutnya bagaimana tergantung dr kita sendiri.
Setelah saya mendapat informasi tsb, lalu saya coba mencari contact person pengurusnya dan saya hubungi beliau (Ibu Lilik-Ketua APJ).
Pada saat akan menemui beliau, saya mempersiapkan "senjata" untuk maju perang, yaitu : kartu nama, company profile, brosur, katalog produk, dan sample product. Saya betul-betul mempersiapkan semua itu dengan serius, seolah-olah saya akan menghadapi calon klien/buyer.
Dan setelah melihat produk kami, beliau langsung tertarik dan mengajak untuk bergabung membuka stand di Royal Plaza. Proses ini sangat cepat sekali, tidak sampai 1 bulan. Tawaran tsb sangat menarik, karena setelah kami hitung2, costnya lumayan minimal dan ini merupakan test & measure kami akan penerimaan konsumen sby (jujur selama ini kenapa saya lebih suka "main" di luar sby krn kami menganggap sby itu ibarat "kawah candradimuka", susah-susah gampang menghadapi konsumen sby)
Dengan Dekranasda pun sama. Saya mempersiapkan senjata yg sama dan berusaha menjalin hubungan baik dg pihak dekranasda. Malah, sebetulnya saya sudah terlambat untuk mendaftar ikut Inacraft 2008, tapi setelah saya memperkenalkan produk, pihak dekranasda tertarik karena packaging produk kami bagus (ehem...menurut mereka lho...he...he...) dan berbeda dg yg sudah pernah ada. Apalagi kami justru dianggap yg paling siap berangkat (krn stok sudah siap dan persiapan2 lainnya).
Dengan P3ED juga cara & senjatanya sama. Mereka tertarik krn produk kami bagus dan packaging-nya bagus (menurut mereka lagi lho...)
Jadi, itu juga yg sering saya sharingkan ke rekan2 kenalan saya yg juga di UKM, bahwa PACKAGING itu PENTING, karena terkait dg IMAGE dan SUGESTI calon customer. Juga, kita mempersiapkan "senjata" yg bisa kita bawa setiap saat. Seringkali saya lihat, banyak UKM-UKM di Sby, jatim, dan Indonesia yg menurut saya menganggap packaging, image dan marketing tools adalah pemborosan dan tidak perlu. Dan hal itu pula yg menurut saya akhirnya membuat produk-produk UKM Indonesia selalu KALAH dengan produk UKM negara lain.
Semangat untuk mengangkat produk-produk Indonesia itu pula yg menjadi salah satu alasan saya mendirikan bisnis ini. Bahkan, bukan karena saya sok kebarat-baratan, sehingga Brand Produk kami menggunakan nama Perancis (Amour PourVous = Cinta Untukmu), tapi lebih karena kami ingin mengglobalkan produk kami. Think Global, Act Local!!!
Mungkin itu yg bisa sedikit saya sharingkan untuk rekan2 semua, Semoga bermanfaat...
Laila Asri
Owner & Managing Director of
Amour*PourVous, Natural Handmade BodyCare & Aromatherapy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar